Jurus Naruto Menyelamatkan Budaya Jepang

Ilustrasi: Jurus Naruto Menyelamatkan Budaya Jepang

Penulis: Yutaro Yoshikoshi
Editor: Iman Haris M.

Siapa sangka, serial Naruto ternyata memiliki peran penting dalam pelestarian budaya Jepang. Serial anime (animasi) yang diangkat dari manga (komik) asal Negeri Sakura ini berhasil mendapatkan banyak penggemar di berbagai belahan dunia.

Popularitas Naruto melejit seiring mewabahnya anime dan manga di tahun 1980-an hingga 2000-an di kalangan anak-anak muda terutama di Amerika, Eropa dan Asia.

Para penggemar anime dan manga di Indonesia tentunya lebih dapat menikmati cerita yang disajikan melalui penerbitan yang telah diterjemahkan.

Namun, dengan perkembangan internet saat ini, para penggemar anime dan manga juga dapat dengan mudah mendapatkan versi dalam bahasa aslinya, yaitu bahasa Jepang.

Dengan demikian, di samping dapat mengikuti keseruan anime dan manga, pembaca atau pemirsa bisa juga mempelajari bahasa sebagai salah satu unsur dari kebudayaan Jepang.

Menurut survei yang dilakukan Japan Foundation mengenai jumlah pembelajar bahasa Jepang di luar Jepang pada tahun 2018, terdapat 709,407 pelajar bahasa Jepang di Indonesia.

Budaya populer Jepang seperti anime, manga, dan game tampaknya menjadi motivasi yang cukup besar dalam mempelajari Jepang dan kebudayaannya.

Pengembangan Budaya Populer Sebagai Strategi Pelestarian Budaya Jepang

Berdasarkan sebuah angket yang meneliti pengaruh anime dan manga dalam mempelajari budaya Jepang, diketahui sebanyak 58% responden memilih jurusan Sastra Jepang karena berminat pada budaya populer Jepang.

Di samping itu, sebanyak 75% responden juga menyatakan bahwa drama dan animasi dalam bahasa Jepang sangat membantu proses pembelajaran mereka.

Angket tersebut menunjukkan bahwa anime dan manga menjadi motivasi besar untuk mempelajari bahasa Jepang. Lebih jauh lagi, budaya populer Jepang ini juga ternyata mendorong banyak orang mempelajari budaya tradisional Jepang.

Dengan demikian, ketertarikan pada budaya populer Jepang telah menjadi jembatan menuju pelestarian budaya tradisional Jepang, bahkan tidak hanya bagi masyarakat Jepang.

Belajar dari Jepang

Salah seorang cosplayer mengaku mempelajari nilai disiplin dalam budaya Jepang melalui kegiatannya, yang menurutnya akan bagus jika nilai tersebut diterapkan di Indonesia.

Pernyataan ini menunjukkan kepeduliannya juga kepada Indonesia, meski melalui pendalamannya pada budaya Jepang; mendalami budaya populer negara lain, tidak membuatnya lupa pada negeri sendiri.

Karena itu, rasanya kita tidak perlu takut mengkonsumsi budaya populer negara lain, di samping tetap mempopulerkan juga budaya tradisional kita. Budaya tampaknya hanya dapat hidup dengan cara seperti itu bukan dengan dipaksakan.

Penulis:
Yutaro Yoshikoshi
Mahasiswa Filsafat Budaya
Fakultas Filsafat
Universitas Parahyangan Bandung

*Kader Jurnalistik Budaya
Bandung Music Council & SemestaBudaya.ID

Tinggalkan sebuah komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *