Melodi Gambus Nusantara dalam Tur Jelajah Suarasama (Foto: Pepri H.l. Silaban)

Melodi Gambus Nusantara dalam Tur Jelajah Suarasama

Grup musik Suarasama baru saja menyelesaikan tur konser Jelajah Gambus Nusantara, mempersembahkan perpaduan tradisi lokal dengan musik dunia, world fusion.

Tur ini meliputi empat kota: Belitung, Medan, Jakarta, dan Bandung. Selain konser, tur juga menghadirkan diskusi budaya yang mendalami tradisi gambus Nusantara.

Eksplorasi Musik Dunia

Suarasama dikenal karena pendekatan world fusion-nya, memadukan musik gambus Nusantara dengan tradisi Timur Tengah, Afrika, dan India.

Filosofi mereka menegaskan bahwa semua tradisi musik dunia sejajar dan setara.“Bagi kami, semua musik tradisi dunia ini adalah equal, sejajar,” ujar Rithaony Hutajulu, sang vokalis.

Filosofi ini tercermin dalam karya mereka, yang memadukan elemen lintas budaya tanpa kehilangan identitas lokal.

Album debut mereka, Fajar di Atas Awan (1998), dirilis di Prancis dan mendapat pujian kritikus internasional atas inovasi musikalnya.

Penampilan mereka di Europalia Arts Festival 2017 di Belgia, salah satu festival seni terbesar di dunia, memperkuat posisi mereka sebagai representasi Indonesia di kancah global.

Relevansi Tradisi dan Regenerasi

Tur ini berfokus pada gambus, alat musik tradisional yang tersebar di berbagai wilayah Nusantara. Dalam diskusi di Bandung, Rithaony menjelaskan, “Gambus di Nusantara memiliki bentuk yang unik, hanya ada di sini. Itu sebabnya penting untuk melestarikannya.”

Selain itu, Suarasama juga menggali inspirasi dari Riau, Kalimantan, Belitung, dan Sumatra Utara. “Kami mengambil idiom tradisional dan mengembangkannya sesuai gaya khas Suarasama,” ungkap Rithaony.

Generasi baru Suarasama, seperti Niesya Harahap, memperkaya warisan ini. “Musik Suarasama hits different. Rasanya tidak hanya menghibur, tapi benar-benar menyentuh jiwa,” ujar Niesya.

Selain bernyanyi, ia juga memainkan instrumen perkusi seperti darbuka dan jimbe, memberikan energi baru pada penampilan mereka.

Kemitraan Komunitas Budaya

Rithaony Hutajulu dan Niesya Harahap dari Suarasama berbincang bersama Djaelanie dari Rumah Pemajuan Kebudayaan Jendela Ide Indonesia menjelang konser Jelajah Gambus Nusantara di Dalemwangi Art Space Bandung, Selasa 19/11/2024. (Foto: Pepri H.l. Silaban)

Penampilan Suarasama di Bandung didukung oleh Dalemwangi Art Space dan Rumah Pemajuan Kebudayaan Jendela Ide Indonesia.

Menurut Djaelani dari Jendela Ide, tur ini bukan sekadar konser, melainkan upaya untuk “berbagi bunyi dan irama,” memperluas apresiasi seni tradisional dalam konteks kontemporer.

Warisan dan Masa Depan

Suarasama kini tengah mempersiapkan perilisan digital dari karya hasil tur ini. Album ini diharapkan dapat menjangkau audiens global yang lebih luas.

“Kami ingin terus eksplorasi, tidak hanya dengan idiom luar, tapi juga menggali inspirasi dari tradisi Nusantara,” kata Niesya. Dengan dedikasi dan inovasi, Suarasama tetap menjadi jembatan antara tradisi lokal dan dunia modern.

Tinggalkan sebuah komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Satu pemikiran di “Melodi Gambus Nusantara dalam Tur Jelajah Suarasama”