38 Tahun TVRI Jabar: Benteng Budaya di Pusaran Digitalisasi

38 Tahun TVRI Jabar: Benteng Budaya di Pusaran Digitalisasi

Di tengah derasnya arus digitalisasi, keberadaan televisi publik sering kali dipertanyakan: apakah masih relevan, ataukah perlahan tergeser oleh platform digital yang lebih fleksibel dan interaktif?

Namun, TVRI Stasiun Jawa Barat menunjukkan bahwa televisi publik bukan sekadar media siaran, melainkan juga benteng bagi identitas budaya lokal.

TVRI Jabar dan Perjalanan Budaya

Sejak berdiri 38 tahun lalu, TVRI Stasiun Jawa Barat telah menjadi saksi sekaligus penggerak pelestarian budaya Sunda. Dari program kesenian tradisional hingga liputan mengenai komunitas adat, TVRI Jabar berperan dalam memastikan bahwa warisan budaya tidak hanya dikenang, tetapi juga terus berkembang dan menyesuaikan diri dengan zaman.

Salah satu program unggulan yang masih bertahan adalah siaran seni tradisional seperti Wayang Golek, Longser dan Katumbiri (tembang Sunda).

Di tengah dominasi konten hiburan modern, TVRI Jabar tetap menjadi ruang hidup bagi seni tradisi, menjangkau generasi baru yang mungkin tidak lagi akrab dengan budaya leluhur mereka.

Tantangan di Era Digital

Di era digital, tantangan terbesar bagi TVRI Jabar adalah mempertahankan relevansi di hadapan audiens yang semakin bergantung pada platform digital.

Dengan hadirnya media sosial dan layanan streaming, cara masyarakat mengakses informasi dan hiburan telah berubah drastis. TVRI Jabar pun harus beradaptasi, salah satunya dengan memperkuat kehadiran digital melalui kanal YouTube dan media sosial.

Namun, ada dilema yang perlu dijawab: bagaimana menyesuaikan format siaran dengan tren digital tanpa mengorbankan esensi budaya yang ingin dijaga? Apakah pendekatan ini cukup untuk menarik minat generasi muda?

Inovasi program menjadi kata kunci. TVRI Jabar mulai mengadopsi pendekatan baru dengan menghadirkan program berbasis dokumenter singkat dan talk show budaya yang lebih interaktif, sehingga lebih mudah diakses oleh generasi digital.

Meski demikian, upaya untuk mengembangkan strategi digital yang efektif akan menjadi tantangan berkelanjutan bagi TVRI Jabar. Terutama, generasi muda di lingkungan TVRI Jabar memiliki tugas besar untuk menunjukkan kreativitas dan daya saingnya dalam menghadirkan konten yang menarik sekaligus mempertahankan nilai budaya.

Masa Depan: Sinergi dan Kolaborasi

Keberlanjutan peran TVRI Jabar dalam pelestarian budaya sangat bergantung pada kemampuannya membangun kolaborasi dengan berbagai pihak.

Kemitraan dengan komunitas budaya, akademisi, dan content creator dapat menjadi jembatan untuk memperluas jangkauan serta memperkaya konten siaran.

Di sisi lain, dukungan kebijakan juga menjadi faktor penting. Dukungan nyata dari pemerintah terhadap media publik yang berorientasi pada edukasi dan budaya dapat menentukan sejauh mana TVRI Jabar mampu bertahan dan berkembang di era digital.

TVRI Stasiun Jawa Barat bukan sekadar televisi daerah; ia adalah ruang dialog budaya, tempat di mana identitas lokal terus dirawat di tengah perubahan zaman.

Tantangan era digital tak terhindarkan, tetapi dengan inovasi dan sinergi yang tepat, TVRI Jabar dapat terus menjadi garda depan dalam menjaga dan mempromosikan kebudayaan Sunda.

Penulis:
Vissiana Rizky Sutarmin, S.Kom.I
Humas LPP TVRI Stasiun Jawa Barat

Tinggalkan sebuah komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *